Aku tidak pernah tahu apakah Fian cinta sejatiku atau bukan, apakah ia jodohku atau bukan, apakah kelak ia yang menjadi imamku dan ayah dari anak-anakku atau bukan. Maksudku... belum. Aku belum tahu. Yang aku tahu, setiap berada di sampingnya aku merasa menjadi diriku sendiri. Aku bersikap apa adanya, begitu pun dia.
Di depannya aku tak canggung bersikap bodoh dan memalukan, begitu pun sebaliknya.
Hal-hal yang mungkin berusaha kalian sembunyikan di depan pasangan justru kami lakukan. Jika ingin blak-blakan, mungkin ada sebagian dari kalian yang merasa jijik. Tapi percayalah, kami tidak malu melakukan itu. Bukan kami sudah tidak punya rasa malu, kami hanya ingin tampil apa adanya di depan pasangan. Agar jika kelak kami benar-benar menikah, tidak ada kekagetan dan rasa ilfeel mendalam begitu mengetahui kebiasaan aneh pasangan.
Aku pernah kentut bersuara di depannya. Dia juga.
Aku pernah mengelap ingus di lengan bajunya. Dia juga.
Aku pernah... Ah, sudahlah. Tidak pantas untuk diceritakan. Salah-salah kalian bisa mual karenanya. Hehe.
Satu hal yang mesti kalian tahu. Aku dan Fian memang selalu terbuka dalam segala hal, tidak malu bersikap memalukan. Tapi kami masih menghormati batasan norma. Kami masih menghargai aturan kesusilaan. Berusaha tidak melanggar batasan norma agama.
Aku dan Fian belum tentu berjodoh. Namun kami selalu berharap, semoga inilah cinta sejati yang kami cari selama ini.
Fian : Kenapa
harus kamu sih yg sifat dan kepribadiannya ga beda jauh sama aku :D :p :|
Devi : Mungkin
nanti ada lg yg lain ;)
Fian : Jawaban yang tepat adalah memang kau
lah seseorang(jodoh) yang aku cari selama ini :)
0 comments:
Post a Comment