Bayangkan! Renungkan! :o -____-

Sunday, 16 March 2014
Ini artikel saya dapat dari dokumen grup KWA (Kinomedia Writer Academy).
Let's read =>

Sharing session

ROLL BACK

Hi temans 

Apa kabar semua? Lagi seru baca? Atau sedang menggarap naskah? Boleh sisihkan waktunya sedikit buat baca ini ya.

Sebelum ngobrol serius, coba simak ilustrasi berikut:

a. Seorang cowok nembak gebetan dengan semangat. Kesepakatannya dalam dua minggu si cewek bakal ngasih jawaban. Dalam periode ‘menimang’ itu si cewek dengan serius meneliti, mengidentifikasi segala kelebihan dan kekurangan serta menyimpulkan apakah kriteria nya sudah sesuai. Cocok! Sayangnya, tepat satu hari sebelum si cewek menyampaikan jawabannya sesuai deadline, tiba-tiba cowok tadi bilang: “Sorry, Neng. Gak jadi deh”. Pasti pengen nampol , ya? Hi hi

b. Seorang anak pengen makan nasi goreng spesial dengan irisan sandal jepit. Oke, ibunya dengan penuh cinta menyiapkan bahan-bahan, menyisihkan waktu untuk berusaha memenuhi keinginan si kecil. Eh, tau-tau pas nasgor udah mau mateng, si bocah bilang: “GAK JADI DEH, MAK! KAYAKNYA MAKAN  NASI GORENG DENGAN IRISAN SANDAL JEPIT AGAK ANEH”.  Hmmmmmh… 

Dari dua kasus di atas, ada satu persamaan: menarik kembali apa yang ia ajukan. Dan kita setuju, efeknya bagi pihak kedua tentu tidak menyenangkan.

Dalam dunia menulis, kejadian serupa juga terjadi. Kondisi ini saya sebut ‘Roll Back’, menarik kembali naskah yang kita ajukan ke penerbit atau agensi yang membantu kita mewujudkan sebuah mimpi. Ya, harapan kelak kita tidak lagi datang ke toko buku untuk mencari tulisan orang lain saja, tapi bisa menemukan karya kita.

Nah, menarik kembali naskah yang telah kita ajukan sebenarnya adalah hal yang wajar jika:

1. Penerbit menyatakan bahwa naskah kita belum ‘berjodoh’ dengan mereka.

2. Deadline yang telah disepakati untuk mempertimbangkan naskah tersebut telah berakhir, dan tetap belum ada jawaban positif. Tentang deadline, ada koq penerbit yang sejak awal sudah menyampaikan bahwa jika sampai akhir bulan A belum ada kabar, silakan menarik naskah anda.

Dua kondisi di atas pernah saya alami, reaksi saya kemudian: mengirim e-mail resmi ke penerbit terkait (dengan bahasa yang santun), bahwa secara resmi kita menarik naskah tersebut dan semoga kelak naskah lain yang kita ajukan bisa berjodoh. Closing cantik, InsyaAllah tanpa meninggalkan black list.

Yang sedang saya garis bawahi adalah, jangan pernah secara mendadak menarik kembali naskah kita. Ini perlu kita jadikan perhatian mengingat secara umum, rule-nya:

1. Butuh waktu sekitar 3 – 4 bulan bagi redaksi untuk menyeleksi naskah kita. Beberapa penerbit malah menetapkan durasi yang lebih lama. Kenapa? Karena naskah yang masuk setiap bulan itu minimal ratusan. Bisa dibayangkan pelototin naskah sebanyak itu? 

2. Jika melalui agensi, biasanya agensi akan berbaik hati membantu review ulang naskah kita sebelum dikirim ke penerbit. Baik dari format penulisan, EYD, judul, sinopsis, back cover dan banyaaaak lagi. Ribet, ya? Yup! Demi naskah kita bisa tampak ‘fit’ saat dibaca penerbit, bukan disisihkan pada pandangan pertama.

Lalu apa jadinya jika mereka sedang menghabiskan waktu berhari-hari demi sudi membaca naskah kita, sementara kita mendadak menariknya kembali? Jawaban nya Cuma satu: NYEBELIN.

Well , teman-teman, mulai sekarang mari kita lebih bijak untuk menyikapi kondisi ‘menunggu’ yang memang butuh kesabaran ekstra ini. Bersabarlah sedikit demi hasil maksimal, serta demi menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak yang telah banyak membantu kita.

Sebelum closing, saya remind satu hal: jangan pernah mengirim naskah yang sama ke beberapa penerbit sekaligus. Mungkin ini adalah salah satu penyebab terjadinya Roll Back dadakan.

Be a good writer.

0 comments:

Post a Comment