Gagal dengan pudding
pertama tak lantas membuatku patah arang. Sekali lagi aku mencoba memasak pudding
manis sebagai pencuci mulut.
Resep pudding-ku
pada 10 Juni 2014 :
-
2 bungkus agar-agar tawar warna merah (gak ada warna lain, broh!)
-
Cokelat bubuk 3 bungkus (believe or not, gue pake susu Milo
>.<)
-
Susu kental manis cokelat 240 ml
-
Gula pasir 240 gr
-
Air 8-9 gelas
Simple banget, kan?
But,
yeah, sungguh hanya bahan itu yang
kugunakan dalam setiap pembuatan pudding. Mungkin takaran yang tidak
konsisten saja pembedanya. Tapi intinya tetap itu.
Aku mengaduk semua
bahan di atas api kecil. Mengaduk dengan penuh kesabaran walau rasanya panas
sekali. Di tengah adukan, kutaburkan garam secukupnya. Kata orang kalau hanya
terasa maniiiis saja, otomatis akan ‘sebal’ di mulut, maka harus ada sari-sari
lain agar mulut kita termanjakan.
Begitu adonan pudding
bergolak dan sedikit mengental, kumatikan kompor. Perlahan, kupindah-tempatkan
si pudding ke dalam 3 buah loyang (2 besar, 1 kecil) yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
Tinggal menunggu
keras, maka pudding siap disantap :D
Tebak bagaimana
hasil percobaanku kali ini? Benar! Kali ini aku berhasil. Rasanya pas. Sangat pas.
Keesokan harinya
aku ada janji ketemu sama Fian. Sengaja aku pisahin satu loyang buat dia
(loyang kecil 555+). Aku seneng banget, apalagi katanya dia mau jemput aku di
rumah! Bisa dibilang tumben gitu, ya. Secara kan dia gak punya kendaraan. Sayangnya
kebahagiaanku kandas saat ia bilang, “Maaf Bi, aku harus anterin Fazar bikin
SKCK. Aku udah lama janji sama dia. Kalo mau jam 12-an deh, Bi. Atau mau besok
aja?”
OH MY GOD, HELLO!
SORE GUE ADA PENGAJIAN, DITAMBAH RENCANANYA MAMA MAU DATENG! LO PIKIR GUE RELA KE
RUMAH LO JAM 12 LALU PULANG 2 JAM KEMUDIAN? NO! DAN PUDING INI, HARUS DISIMPEN
SAMPAI BERAPA LAMA LAGI? YAKIN MASIH ENAK DISIMPAN SAMPAI BESOK?
YOU FULL OF DAMN!
Yeah, aku
ngomel-ngomel sama dia. Ngomong-ngomong kasar (maaf, kadang aku emang gila). Fian
mohon-mohon maaf, dan baru gue maafin dengan satu syarat : anterin kentang
Hisana ke sini!
Fian : Iya ntar aku beliin :D
Aku : Harus!
Fian : Aku kesana doang weh ambil puding dan
anterin kentang :p
Aku : Kenapa ga jemput aku sekalian?
Fian : Aku dianterin temen jadi gak boleh pinjem
:(
After I
waiting for a long time
(disertai mencak-mencak tak sabar), akhirnya Fian memastikan : jadi bi kalem :*
Lagi OTW rumahmu ko :*
Aku : Asik :* Dapet belum kentangnya?
Fian : Masih di pasar rebo :p ketemuna sebentar
cian deh :p :D
Aku : Yang cian mah kamu :p
Fian : Udah dapet kentang, bentar lagi nyampe,
kamu siap-siap dan ke depan dong :p
Aku : Udah di depan keles :P
Dan dia tiba 2
menit kemudian. Aku nyamperin dia sama temennya di pinggir jalan, sambil
senyum-senyum tentunya.
“Abis ini kamu mau
ke mana?” tanya Fian saat kami saling menukar keresek. Aku dapat keresek
Hisana, dan dia dapat kantong pudding.
“Pulang, lah,”
jawabku jujur.
Ia memerhatikanku, “Kok
gaya banget?”
“Kan udah mandi,
hehehe…”
“Baru mandi, ya? Hehehe…”
“Iya, eh nggak,
tadi jam 10-an.”
Setelah ngocol
sejenak serta janjian buat ketemu lagi besok (hari ini, 12 Juni 2014), Fian
pamitan pulang. Fajar udah jamuran soalnya. Kasian deh Fajar ngiri lihat orang
bercanda sama pacarnya :p
Kita dadahan sampai
motornya menghilang dari pandangan.
Begitu tiba di
rumah, aku periksa isi keresek Hisana dari Fian. Dan bukan hanya kentang,
rupanya ia membelikanku sebuah ayam goreng pula. Tiba-tiba ponselku bergetar.
Fian : Maaf ya ada ayamnya :p
Aku : Terima kasih banyak bebiku :* Kamu memang
the best :*
Fian : Sama-sama bebiku :* kamu pun the best
BeGeTe :* pasti lagi laper kan? :p :D
Aku : Iya nih lagi laper banget :D Tapi harus
dipajak bida :( jangan lupa dibagi-bagi.
Fian : Haha bagus lah kakak ipar makan makanan
dariku :D iya bebi pasti :)
Dan Fian bilang, pudding-ku
enak. Dan habis tidak lama kemudian :D
Jadi gak kapok buat mencoba lagi, lagi, dan lagi :P
0 comments:
Post a Comment